Penjelasan Sederhana Tentang Apa Itu Penyakit GERD: Lebih dari Sekadar Maag Biasa
Apakah Anda sering merasakan sensasi terbakar di dada setelah makan atau terbangun di malam hari karena asam lambung naik? Mungkin Anda mengalami Penyakit GERD. Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) adalah kondisi kronis yang terjadi ketika asam lambung atau isi lambung kembali naik ke kerongkongan, menyebabkan iritasi. Memahami Penyakit GERD ini sangat penting karena seringkali gejalanya mirip dengan maag biasa, padahal berbeda.
Secara sederhana, Penyakit GERD terjadi karena katup antara kerongkongan dan lambung, yang disebut sfingter esofagus bagian bawah (LES), melemah atau tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Normalnya, LES akan menutup rapat setelah makanan masuk ke lambung untuk mencegah asam naik kembali. Namun, pada penderita GERD, LES tidak menutup sempurna, sehingga memungkinkan asam lambung naik dan mengiritasi lapisan kerongkongan. Iritasi ini dapat menyebabkan berbagai gejala tidak nyaman dan, jika dibiarkan, dapat menimbulkan komplikasi serius.
Gejala utama Penyakit GERD meliputi sensasi terbakar di dada (sering disebut heartburn), rasa asam atau pahit di mulut, kesulitan menelan, batuk kronis, suara serak, dan rasa tidak nyaman di ulu hati. Gejala-gejala ini seringkali memburuk setelah makan, saat berbaring, atau membungkuk. Penting untuk membedakan GERD dari heartburn sesekali atau maag biasa, karena GERD adalah kondisi kronis yang memerlukan penanganan jangka panjang. Jika gejala heartburn terjadi lebih dari dua kali seminggu secara rutin, ada kemungkinan itu adalah GERD.
Sebagai contoh, pada hari Kamis, 15 Mei 2025, pukul 09.00 WIB, dalam sebuah acara edukasi kesehatan yang diadakan di sebuah rumah sakit swasta di Jakarta, Dr. Andi Susanto, seorang spesialis penyakit dalam, menjelaskan, “Banyak pasien kami awalnya mengira hanya maag biasa, padahal sudah GERD kronis. Edukasi tentang Penyakit GERD sangat penting agar pasien segera mencari pertolongan medis dan mencegah komplikasi seperti esofagitis, penyempitan kerongkongan, hingga risiko kanker esofagus.”
Penanganan Penyakit GERD melibatkan kombinasi perubahan gaya hidup dan penggunaan obat-obatan. Perubahan gaya hidup meliputi menghindari makanan pemicu (seperti makanan pedas, berlemak, asam, kopi, cokelat), makan dalam porsi kecil namun sering, tidak langsung berbaring setelah makan, dan meninggikan posisi kepala saat tidur. Obat-obatan yang biasa diresepkan adalah antasida, H2 blocker, dan proton pump inhibitor (PPI) untuk mengurangi produksi asam lambung. Konsultasi dengan dokter sangat disarankan untuk diagnosis dan rencana pengobatan yang tepat.