Jejak Dengue di Musim Hujan: Kenali Tahapan Penyakit dan Masa Kritis DBD

Musim hujan adalah periode di mana kewaspadaan terhadap Demam Berdarah Dengue (DBD) harus ditingkatkan. Genangan air hujan yang tercipta di mana-mana menjadi tempat berkembang biak yang ideal bagi nyamuk Aedes aegypti, vektor pembawa virus Dengue. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk memahami Jejak Dengue yang ditinggalkan oleh virus ini dalam tubuh, yaitu tahapan penyakitnya, terutama masa kritis yang seringkali disalahartikan sebagai masa pemulihan. Pemahaman yang akurat terhadap tahapan penyakit DBD sangat esensial agar penanganan medis dapat diberikan tepat waktu, yang merupakan kunci untuk menyelamatkan nyawa.

Penyakit DBD memiliki tiga fase utama yang harus dipantau ketat. Fase pertama adalah Fase Demam (Febrile Phase), yang biasanya berlangsung selama 2 hingga 7 hari. Pada fase ini, gejala utamanya adalah demam tinggi mendadak yang bisa mencapai $40^\circ\text{C}$, disertai nyeri kepala hebat, nyeri otot dan sendi, serta munculnya ruam kemerahan. Selama fase ini, diagnosis DBD mungkin sulit karena gejalanya mirip dengan penyakit virus lain, seperti Flu. Namun, penurunan nafsu makan dan rasa lemas yang ekstrem seringkali sudah menjadi Jejak Dengue yang harus diwaspadai. Pasien biasanya masih bisa dirawat di rumah dengan pengobatan simptomatik, seperti Paracetamol, dan istirahat yang cukup.

Setelah fase demam berlalu, pasien akan memasuki fase paling berbahaya, yaitu Fase Kritis (Critical Phase). Fase ini biasanya terjadi pada hari ke-3 hingga ke-7 sakit. Uniknya, demam justru mulai turun atau hilang sama sekali pada fase ini. Penurunan suhu tubuh ini seringkali menipu pasien dan keluarga, membuat mereka mengira pasien sudah sembuh. Padahal, ini adalah masa di mana plasma darah mulai bocor dari pembuluh darah, yang ditandai dengan penurunan drastis jumlah trombosit. Di sinilah Jejak Dengue menjadi paling fatal. Gejala yang harus diwaspadai meliputi nyeri perut hebat, muntah terus-menerus, perdarahan (gusi berdarah, mimisan), dan tanda-tanda syok seperti ujung jari yang dingin dan lembap. Jika tidak ditangani secara intensif dengan rehidrasi cairan, fase ini dapat berlanjut menjadi syok (Dengue Shock Syndrome) yang berakibat fatal. Dokter di ruang IGD Rumah Sakit Umum Sentosa menyarankan, pasien dengan tanda-tanda ini harus segera dibawa ke fasilitas kesehatan tanpa menunggu hasil laboratorium, seperti yang diumumkan oleh Satuan Tugas DBD pada tanggal 12 November 2025.

Fase terakhir adalah Fase Pemulihan (Recovery Phase), yang terjadi setelah fase kritis terlewati (biasanya setelah hari ke-7). Pada fase ini, kondisi pasien membaik, kebocoran plasma berhenti, dan jumlah trombosit serta sel darah putih mulai meningkat. Meskipun sudah membaik, pasien masih harus menjalani pemulihan fisik total. Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) menyarankan pemantauan ketat selama 48 jam pertama pasca-kritis. Dengan pemahaman yang baik tentang ketiga fase ini, terutama bahaya tersembunyi di balik penurunan demam, masyarakat akan lebih siap untuk mencari pertolongan medis segera, yang merupakan kunci utama untuk meminimalkan angka kematian akibat DBD.