2.668 Aduan Bullying Kedokteran, RSHS Terbanyak Kedua
Bullying Kedokteran – Kabar mengejutkan datang dari dunia pendidikan kedokteran Indonesia. Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan data yang mencengangkan terkait maraknya praktik bullying atau perundungan di lingkungan rumah sakit pendidikan. Hingga Juli 2023, tercatat sebanyak 2.668 aduan bullying diterima oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Ironisnya, Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung menempati urutan kedua sebagai rumah sakit dengan jumlah aduan terbanyak.
Ribuan Aduan Bukti Nyata Masalah Serius:
Angka 2.668 aduan bullying di lingkungan pendidikan kedokteran bukanlah sekadar statistik. Jumlah fantastis ini menjadi bukti nyata bahwa praktik kekerasan verbal, emosional, bahkan fisik masih menjadi momok yang menakutkan bagi para calon dokter. Setelah melalui proses verifikasi, 632 laporan di antaranya terkonfirmasi sebagai kasus bullying yang memerlukan tindakan lebih lanjut.
RSHS Bandung di Urutan Kedua Teratas:
Data yang dipaparkan Menkes dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI menempatkan RSUP Kandou Manado sebagai rumah sakit dengan aduan bullying tertinggi, yaitu 77 kasus. Namun, sorotan tajam juga mengarah ke RSHS Bandung yang berada di posisi kedua dengan 55 aduan. Reputasi RSHS sebagai salah satu rumah sakit rujukan terkemuka di Jawa Barat tercoreng oleh temuan ini, menimbulkan pertanyaan mendasar tentang budaya senioritas dan pengawasan di lingkungan pendidikannya.
Dampak Buruk Bullying bagi Calon Dokter dan Pelayanan Kesehatan:
Praktik bullying di dunia kedokteran memiliki dampak yang sangat merugikan. Korban bullying dapat mengalami tekanan psikologis berat, seperti stres, kecemasan, depresi, hingga trauma. Kondisi ini tidak hanya mengganggu proses belajar mereka, tetapi juga berpotensi memengaruhi kualitas pelayanan kesehatan yang akan mereka berikan di masa depan. Lingkungan kerja yang toksik akibat bullying juga dapat menghambat perkembangan profesional dan menurunkan motivasi para tenaga medis.
Kemenkes Berjanji Tindak Tegas:
Menyikapi temuan yang mengkhawatirkan ini, Menkes Budi Gunadi Sadikin menyatakan komitmennya untuk melakukan reformasi menyeluruh dalam sistem pendidikan kedokteran. Langkah-langkah konkret seperti evaluasi ketat terhadap rumah sakit pendidikan, peningkatan pengawasan, dan pemberian sanksi tegas kepada pelaku bullying akan segera diimplementasikan. Tujuannya adalah menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan kondusif bagi para calon dokter agar dapat fokus mengembangkan diri menjadi tenaga medis yang kompeten dan beretika.