Hari: 2 Mei 2025

Jejak Langkah Kesehatan: Sejarah Rumah Sakit di Indonesia

Jejak Langkah Kesehatan: Sejarah Rumah Sakit di Indonesia

Sejarah rumah sakit di Indonesia adalah cerminan panjang perkembangan peradaban dan ilmu kedokteran di tanah air. Jauh sebelum bangunan megah berdiri, konsep perawatan terpusat bagi yang sakit telah ada dalam bentuk yang sederhana. Namun, tonggak penting perkembangan rumah sakit modern di Indonesia tak lepas dari pengaruh kolonialisme.

Era Kolonial: Awal Mula Rumah Sakit Modern

Rumah sakit pertama di Indonesia didirikan oleh Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) pada abad ke-17 di Batavia (kini Jakarta). Awalnya, fasilitas ini lebih ditujukan untuk melayani kepentingan militer dan pegawai VOC beserta keluarganya. Seiring waktu, kebutuhan akan pelayanan kesehatan yang lebih luas mulai disadari.

Pada masa pemerintahan Thomas Stamford Raffles di awal abad ke-19, perhatian terhadap kesehatan masyarakat mulai meningkat. Rumah sakit yang didirikan pada era ini, meskipun masih berfokus pada kepentingan kolonial, menjadi cikal bakal institusi pelayanan kesehatan yang lebih terstruktur.

Abad ke-19 dan Awal Abad ke-20: Perkembangan Lebih Lanjut

Memasuki abad ke-19, dengan perkembangan ilmu kedokteran Barat, rumah sakit mulai bertransformasi menjadi pusat perawatan medis yang lebih komprehensif. Pemerintah kolonial Belanda mendirikan beberapa rumah sakit besar di kota-kota penting seperti Rumah Sakit Jiwa Bogor (RSMM) yang didirikan pada tahun 1882, menjadikannya salah satu rumah sakit tertua di Indonesia. Selain itu, berdiri pula RS PGI Cikini (1895) di Jakarta yang awalnya merupakan rumah pelukis Raden Saleh.

Pada awal abad ke-20, didirikan Centrale Burgerlijke Ziekenhuis (CBZ) pada tahun 1919 yang kini dikenal sebagai Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) di Jakarta. RSCM menjadi pusat pendidikan kedokteran dan pelayanan kesehatan yang penting hingga saat ini. Di Surabaya, RSUD Dr. Soetomo juga memiliki akar sejarah yang panjang, dimulai dari কমপ্লেks rumah sakit pada masa kolonial. Setelah Kemerdekaan: Pembangunan dan Pemerataan

Setelah kemerdekaan, pemerintah Indonesia terus berupaya meningkatkan kualitas dan aksesibilitas layanan kesehatan, termasuk melalui pembangunan rumah sakit di berbagai wilayah. Fokus utama adalah memeratakan pelayanan kesehatan agar dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, tidak hanya di perkotaan namun juga di daerah-daerah terpencil.  

5 Jenis Obat Rumah yang Wajib Tersedia untuk Pertolongan Pertama

5 Jenis Obat Rumah yang Wajib Tersedia untuk Pertolongan Pertama

Memiliki persediaan obat rumah yang memadai sangat penting untuk menangani berbagai keluhan kesehatan ringan secara cepat dan efektif di rumah. Kotak obat rumah yang lengkap dapat membantu meredakan gejala awal penyakit sebelum mendapatkan penanganan medis lebih lanjut jika diperlukan. Berikut adalah 5 jenis obat rumah yang sebaiknya selalu tersedia di kediaman Anda sebagai langkah pertolongan pertama.

  1. Paracetamol: Paracetamol merupakan salah satu jenis obat rumah yang paling umum digunakan sebagai pereda nyeri (analgesik) dan penurun demam (antipiretik). Obat ini efektif untuk mengatasi sakit kepala, sakit gigi, nyeri otot, serta menurunkan suhu tubuh saat demam. Pastikan untuk selalu menyimpan paracetamol dengan dosis yang sesuai untuk anggota keluarga dewasa dan anak-anak. Perhatikan dosis yang tertera pada kemasan dan jangan melebihi dosis yang dianjurkan.
  2. Obat Antasida: Antasida adalah jenis obat rumah yang berfungsi untuk menetralkan asam lambung. Obat ini sangat berguna untuk mengatasi keluhan seperti sakit perut akibat maag, perut kembung, atau rasa tidak nyaman setelah makan terlalu banyak atau makanan pedas. Antasida tersedia dalam berbagai bentuk seperti tablet kunyah, sirup, atau suspensi.
  3. Obat Luka Antiseptik: Cairan antiseptik seperti povidone-iodine atau alkohol 70% merupakan obat rumah penting untuk membersihkan luka ringan seperti luka gores, luka sayat, atau lecet. Penggunaan antiseptik dapat membantu mencegah terjadinya infeksi bakteri pada luka. Selain cairan antiseptik, penting juga untuk memiliki perban, plester, dan kasa steril dalam kotak obat.
  4. Obat Alergi (Antihistamin): Antihistamin adalah jenis obat rumah yang digunakan untuk meredakan gejala alergi seperti gatal-gatal, ruam kulit, bersin-bersin, dan hidung berair. Reaksi alergi ringan seringkali dapat diatasi dengan antihistamin yang dijual bebas. Namun, untuk reaksi alergi yang parah, segera konsultasikan dengan dokter.
  5. Obat Diare: Obat diare seperti oralit sangat penting untuk mengatasi dehidrasi akibat diare. Oralit mengandung campuran elektrolit dan gula yang membantu menggantikan cairan tubuh yang hilang. Untuk diare yang disebabkan oleh infeksi bakteri atau parasit, mungkin diperlukan obat resep dari dokter. Namun, oralit merupakan pertolongan pertama yang krusial untuk mencegah dehidrasi.

Selain kelima jenis obat rumah di atas, penting juga untuk menyimpan obat-obatan pribadi yang diresepkan oleh dokter jika ada anggota keluarga yang memiliki kondisi kesehatan khusus. Pastikan semua obat disimpan di tempat yang kering, sejuk, dan jauh dari jangkauan anak-anak. Periksa tanggal kedaluwarsa obat secara berkala dan buang obat yang sudah kedaluwarsa dengan cara yang aman. Memiliki kotak obat yang lengkap dan teratur adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan keluarga.